Banyak hikmah yang dapat dipetik dari ibadah puasa Ramadhan, tidak hanya bagi orang tua, tapi juga bagi buah hati kita yang masih kecil sekalipun juga turut merasakannya :
> Pertama : “ Puasa memberikan kesempatan yang luar biasa bagi orang tua untuk menghayati dan menanamkan nilai-nilai ibada kepada anak-anak mereka dengan mencontohkan cara ibadah puasa yang benar selaras dengan aturan –aturan Islam mendapat perhatian dari anak-anak kita.
> Ke dua : ” Mempererat hubungan bathin seluruh anggota keluarga.
Biasanya di bulan suci ramadhan aktifitas kerja orang tua terutama ayah di luar rumah lebih berkurang dari biasanya. Momen Ramadhan dapat dimanfaatkan untuk makin mendekatkan hubungan keluarga. Selain melakukan sahur bersama, buka puasa bersama saat maghrib tiba juga dapat dijadikan sebagai ajang keakraaban antar anggota keluarga baik itu antar anak, anak dengan orang tua, suami dengan istri dan lain sebagainya.<!--more-->
> Ke tiga : “ Melatih kebiasaan anak untuk beribadah.
Kerap kali orang tua mengeluh saat anaknya menjelang dewasa, nilai komitmen terhadap agamanya semakin jauh dari yang diharapkan. Itu disebabkan karena orang tua tidak mau mengkondisikan anak sejak dini untuk beribadah. Ibadah puasa yang dikondisikan kepada anak sejak dini sangat besar memberikan pengaruh positif bagi perkembangan dan pertumbuhan kerpribadian anak hingga dewasa. Seorang ibu yang masih menyusui bayinya pun tak mesti sungkan untuk mengkondisikan bayinya mengenal ibadah seperti puasa ramadhan. Dalam contoh yang sederhana ini seorang ibu terhadap bayi mungilnya dapat memberikan istilah-istilah puasa, misalnya saat ibu menyusui bayinya , ia mengatakan “ Nak, kamu kini sedang berbuka puasa ya....”, atau saat bayi itu tidak menyusui (kenyang) ibu dapat mengajarkan kata-kata kepada anaknya,” Sayang kini kamu lagi puasa Ya.......dan sebagainya.
> Ke empat :” Puasa ramadhan dapat mengkondisikan anak bersikap empati dan simpati kepada sesamanya, terutama kepada orang-orang Dhuafa,fakir miskin,anak Yatim. Anak yang dilatih puasa akan merasa lapar . Apa yang dirasakannya itu akan menjadi pelajaran berharga bagi diri si anak, bahwa betapa kasihan orang-orang miskin itu yang sehari-hari justru lebih sering mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan pakaian. Dari sinilah akan timbul dari diri si anak rasa kasih sayang terhadap sesamanya, terutama mereka yang dalam kondisi susah. Untuk lebih menampakkan rasa empati tersebut, orang tua dapat mengadakan untuk anak berbuka puasa bersama dengan teman-temanya atau dengan keluarga yang kurang mampu (fakir miskin). Itu dilakukan dalam bentuk solidaritas dan menanamkan Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan antar sesama umat Islam).
> Ke lima : “ Puasa melatih anak untuk mampu menghadapi & menyelesaikan masalahnya sendiri.
Biasanya anak dalam kondisi berpuasa akan mengalami ketidakseimbangan pada sisi emosionalnya karena disebabkan oleh rasa dahaga dan rasa lapar.
( Sumber : Majalah Sabili, No. 08 TH XI, oleh Bapak Ery Soekresno, Psikolog Anak )
Komentar