“ Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Isra’ : 82).
Diantara peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan suci Ramadhan ialah Nuzulul Qur’an , yakni peristiwa pertama kali turunnya Al-Qur’anul Karim ( secara keseluruhan ) dari Lauhul Mafudh ke langit dunia. Selanjutnya secara berangsur-angsur oleh Malaikat Jibril disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw kurang lebih selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, sebagai pedoman bagi orang-orang yang bertaqwa, sekaligus petunjuk bagi manusia di seluruh jagad raya, guna memperoleh kebaikan dan keselamatan hidup mereka di dunia dan da akhirat.
Di antara hikmah Nuzulul Qur’an menurut ayat di atas, adalah sebagai penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Obat yang dinaksud dalam ayat ini bukanlah obat jasmani melainkan obat rohani (jiwa). Sebagaimana kisah Umar bin Khat-thab yang berencana hendak membunuh Nabi Muhammad Saw, namun di tengah-tengah perjalanan ditegur orang bahwa adiknya fatimah sudah mengikuti agama Nabi Muhammad yang hendak engkau bunuh itu. Umar lalu pergi menuju rumah adiknya dengan penuh kejengkelan dan sesampainya di rumah sang adik, ternyata fatimah sedang membaca Al-Qur’an surat Thoha, Umar lalu mencermati makna yang terkandung dalam surat tersebut, lalu meminta Fatimah untuk menunjukkan rumah Nabi Muhammad Saw, bukan untuk membunuhnya (seperti rencana semula) tetapi untuk masuk Islam dengan penuh kesadaran, setelah jiwanya mendapat obat dari Al-Qur’an yang dibaca oleh fatimah.
Perbedaan seputar Nuzulul Qur’an
Sebagian ahli tafsir ( Mufassir ) berpendapat bahwa Nuzulul Qur’an itu jatuh pada tanggal 17 Ramadhan ( yang biasa diperingati di Indonesia ) yaitu pada saat bertemunya dua pasukan ( perang Badar tahun 2 Hijriyah ), Dalil yang dipakai adalah firman Allah dalam Al-ur’an :
“ …. Dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba kami ( Muhammad ) dihari Furqaan ( Perang Badar ) , yaitu hari bertemunya dua pasukan dan Allah Maha Kuasa atas segala sesautau.”( QS. An-Anfal : 41 ).
Namun sebagian muffasir lainnya berpendapat bahwa Nuzulul Qur’an itu jatuh pada saat Lailatul Qadar yang terjadi pada salah satu malam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan (HR. Al-Bukhari).Karena (menurut mereka) , Al-Furqaan pada ayat tersebut di atas (QS. Al-Anfal : 41) tidak diartikan sebagai Al-Qur’an tetapi diartikan sebagai Pemisah antara kebenaran dan kebatilan ( Kaum muslimin dan Musyrikin ). Sedang yang diturunkan Allah pada hari itu adalah para Malaikat dari langit untuk membantu Tentara Islam yang dipimpian Nabi Muhammad Saw melawan tentara kafir (baca tafsir Al-Misbah Volume 15 halaman 424-425). Sebagaimana Firman Allah :
“ ( Ingatlah ) ketika kamu memohon pertolongan kepada TuhanMu, lalu diperkenankan-NYA nagimu: “ Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang dating berturut-turut.”( QS. Al-Anfal : 9 ).
“ Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu (ketika itu) adalah orang-orang yang lemah (jumlah pasukan sedikit dan perlengkapan kurang mencukupi) karena itu bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-NYA. (Ingatlah) ketika kamu mengatakan kepada orang Mukmin : “ Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan Tiga Ribu Malaikat yang diturunkan (dari langit) ? “ Ya (cukup), jika kami bersabar dan bersiaga-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan Lima Ribu Malaikat yang memakai tanda.” (QS. Ali Imran : 123 – 125).
Hikmah Nuzulul Qur’an yang lain :
Terlepas perbedaan pendapat dari kalangan para Sahabat maupun Ulama, yang jelas Nuzulul Qur’an memiliki hikmah/manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, karena Al-Qur’an :
- Merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad Saw untuk umat manusia di dunia sepanjang masa.
- Merupakan petunjuk bagi manusia dari kegelapan ( Jahiliyah ) menuju cahaya ( Keimanan ).
- Merupakan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
- Merupakan kitab suci yang mudah dihafal dan bernilai ibadah bagi yang membacanya.
- Merupakan kitab suci yang dijamin keasliannya hingga akhir jaman nanti.
- Mengatur kehidupan yang seimbang antara lahir bathin, dunia akhirat.
- Dapat memberi solusi terhadap problematika kehidupan manusia.
( Referensi : Buletin Ad da’wah, oleh Ust. Drs. H. Syamsun Aly, M.A. , Wakil ketua PDM Kota Surabaya & Dewan Syari’ah LAZISMU Kota Surabaya ).
Komentar