MALAM SERIBU BULAN
Lailatul Qadar adalah momentum pemuncak dan ditunggu-tunggu oleh orang yang menjalankan Puasa Ramadhan, inilah suatu malam yang merupakan salah satu keistimewaan bulan Ramadha. Al Qur’an menggambarkan keistimewaan malam itu dengan beberapa ayat “ Demi kitab ( Al-Qur’an ) yang menjelaskan, Sesungguhnya Kami menurunkan pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan, Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang enuh hikmah, ( yaitu ) urusan yang besar di sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus Rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu, sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.( QS. 44 : 1 – 5 ).
Kemulian malam Lailatur Qadar, karena beberapa hal :
> Pertama : Al-Qur’an pada pertama kali pada malam itu. Ibnu Abbas berkata, “ Allah menurunkan Al-Qur’an keseluruhannya secara sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah (langit pertama) pada malam Lailatul Qadar, kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah Saw. Sesuai dengan konteks berbagai peristiwa selama 23 tahun.
> Pertama : Al-Qur’an pada pertama kali pada malam itu. Ibnu Abbas berkata, “ Allah menurunkan Al-Qur’an keseluruhannya secara sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah (langit pertama) pada malam Lailatul Qadar, kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah Saw. Sesuai dengan konteks berbagai peristiwa selama 23 tahun.
> Kedua : “ pada malam itu dijelaskan segala urusan yang berhubungan kehidupan makhluk, seperti hidup,mati,rezeki,dll sebagaimana firman Allah, “ Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”( QS. Ad – Dukhaan : 4 ).
> Ketiga : “ Malam itu lebih baik dari seribu bulan (QS. Al – Qadr : 3). Maksudnya beribadah di malam itu dengan ketaatan, sholat, dzikir, berdoa sama dengan beribadah selama seribu bulan, pada bulan-bulan yang di dalamnya tidak terdapat Lailatul Qadar. (Seribu bulan sama dengan 83 tahun 4 bulan).
> Ke empat : “ turunnya Malaikat dan Malaikat Jibril. Allah memberitahukan keutamaannya dengan turunnya malaikat dan malaikat Jibril, Karena mereka membawa semua perkara termasuk kebaikan maupun keburukan yang merupakan ketentuan dan takdir Allah.
> Ke Lima : “ malam itu penuh dengan kemuliaan sampai terbit fajar. Artinya, malam itu adalah malam keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak sedikitpun keburukan di dalamnya sampai terbit fajar. Di Malam itu para malaikat termasuk malaikat Jibril mengucapkan salam kepada orang-orang yang beriman. : ” Barangsiapa melakukan sholat malam pada saat malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala Allah , niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”( HR. Muttafaqun ‘alaih ).
> Ketiga : “ Malam itu lebih baik dari seribu bulan (QS. Al – Qadr : 3). Maksudnya beribadah di malam itu dengan ketaatan, sholat, dzikir, berdoa sama dengan beribadah selama seribu bulan, pada bulan-bulan yang di dalamnya tidak terdapat Lailatul Qadar. (Seribu bulan sama dengan 83 tahun 4 bulan).
> Ke empat : “ turunnya Malaikat dan Malaikat Jibril. Allah memberitahukan keutamaannya dengan turunnya malaikat dan malaikat Jibril, Karena mereka membawa semua perkara termasuk kebaikan maupun keburukan yang merupakan ketentuan dan takdir Allah.
> Ke Lima : “ malam itu penuh dengan kemuliaan sampai terbit fajar. Artinya, malam itu adalah malam keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak sedikitpun keburukan di dalamnya sampai terbit fajar. Di Malam itu para malaikat termasuk malaikat Jibril mengucapkan salam kepada orang-orang yang beriman. : ” Barangsiapa melakukan sholat malam pada saat malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala Allah , niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”( HR. Muttafaqun ‘alaih ).
>> DATANGNYA LAILATUL QADAR,
Ada dua pendapat berkaitan dengan datangnya Lailatul Qadar ini, Apakah datang setiap tahun atau hanya pada masa turunnya wahyu. Pertama : “ yang berpendapat bahwa Lailatul Qadar turun hanya pada masa turunnya wahyu, karena Lailatul Qadar berhubungan dengan turunnya Al-Qur’an, maka ketika Al-Qur’an sudah sempurna, malam itu tidak akan hadir lagi. Pendapat itu ditolak oleh mayoritas ulama karena berpegang pada ayat Al-Qur’an serta hadist yang menunjukkan bahwa Lailatul Qadar akan datang pada setiap bulan Ramadhan. “ Rasulullah Saw bersabda “ Carilah malam Lailatul Qadar pada hitungan ganjil sepuluh terkahir bulan Ramadhan”.
Kapan saat hadirnya Lailatul Qadar ??? Hadist-hadist sebagaimana diatas meriwayatkan bahwa Lailatul Qadar akan datang pada sepuluh hari terakhir Ramadhan terutama malam-malam ganjil yaitu malam 21, 23, 25, 27, 29. Rasulullah Muhammad Saw menyarankan setiap orang yang berpuasa mencari pada malam-malam itu. Yang jelas di malam keberapa tak seorangpun yang mengatahuinya, karena itu persiapan menyambutnya melebihi hari-hari lain di bulan Ramadhan.
Menurut para Ulama, jika seseorang mengetahui benar keutamaan-keutamaan malam agung yang hanya terbatas pada sepuluh hari terakhir Ramadhan itu, maka ia akan bersemangat dan bersungguh-sungguh pada setiap malam pada malam-malam tersebut dengan sholat, do’a, taubat, dan istighfar. Dengan demikian diharapkan Lailatul Qadar didaptkan, sehingga orang tersebut akan berbahagia dengan kebahagian kekal yang tiada penderitaan lagi setelahnya.
>>> Mencari Lailatul Qadar.
Banyak yang berharap meraih Lailatul Qadar, hampir setiap orang yang berpuasa mengharapkannya. Tetapi tentu beda dengan menunggu, bahkan diam tidak berbuat apa-apa. Rasulullah Saw memerintahkan untuk mencarinya, terutama di malam-malam ganjil selama 10 hari terakhir Ramadhan dan menghidupkannya dengan tahajjud, sholat, membaca Al-Qur’an, dzikir, do’a, istighfar dan beratubat kepada Allah.
Pada 10 hari terakhir Ramadhan, Rasulullah Saw bermujahadah dengan ibadah-ibadah. ” Bila masuk 10 ( hari terakhir bulan Ramadhan ), Rasulullah Saw, mengencangkan kain Beliau ( tidak menggauli istrinya ), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR. Muslim).
Beliau ber-i’tikaf sebagaimana disebutkan oleh Ummu Mukminin A’isyah, ” Bahwasanya Nabi Muhammad Saw senantiasa ber-iktikaf pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, sehingga Allah memaafkan Beliau.” (HR. Bukhori – Muslim ).
Nabi Muhammad Saw ber-iktikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan dengan menghentikan berbagai kesibukannya, mengosongkan pikirannya dan menyendiri demi bermunajat kepada Allah SWT, berdzikir serta berdo’a kepada-NYA.
Iktikaf adalah memutuskan hubungan dengan segenap makhluk untuk menyambung penghambaan kepada Allah SWT. Orang yang ber-iktikaf telah mengikat dirinya untuk taat kepada Allah, berdzikir dan berdo’a kepada Allah, serta memutuskan dirinya dari segala yang menyibukkan diri kepadanya. Ia ber-iktikaf dengan hatinya kepada Tuhan-Nya dab dengan sesuatu yang mendekatkan diri kepada Tuhan-Nya. Ia tidak memiliki keinginan lain kecuali Allah dan Ridha-Nya.
Maka, mencari Lailatul Qadar ditunjukkan dengan bersungguh-sungguh ibadah di bulan Ramadhan, khususnya 10 hari terakhir, lebih-lebih dengan melakukan iktikaf.
Semoga kita termasuk hamba-hamba-NYA yang beruntung dab mendapatkan curahan rahmat di Bulan yang sudi ini, Bulan Ramadhan, Amiin...............
Wallahu’alam bishawab.
( Referensi : Buletin Islam ” Rahmalila ” edisi 35 )
Komentar