Tazkiyatun Nafs
Penyakit Hati:
Tidak Sabar dan Merasa Istimewa ( 2 )
MERASA istimewa di hadapan semua makhluk merupakan
salah satu ciri virus penyakit hati. Virus ini sering kali menyerang
orang-orang yang berasal dari keluarga berada atau orang yang punya kedudukan.
Caranya dengan mempengaruhi si penderita untuk berlaku semena-mena dan membujuk
si penderita untuk berlindung pada kebesaran dan kekuasaan yang ada di dalam
keluarganya.
Begitulah cara virus penyakit hati merasa istimewa
dalam mengalihkan ketaatan kepada Allah, menjadi taat dan bangga dengan
kebesaran nafsu duniawi yang bercokol di dalam hati dan pikirannya. Padahal
semua makhluk di hadapan Allah itu sama. Yaitu, sama-sama ciptaan Allah, Tuhan
Yang Sebenarnya.
Kalau pun ada sesuatu yang membuatnya menjadi berbeda
di hadapan Allah adalah soal tingkat ketakwaannya kepada Allah. Allah Subhanahu
Wa Ta’ala telah berfirman di dalam surat Al-Hujurat ayat 13, yaitu:
… Sesungguhnya, orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya,
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa jika kita tidak
bisa menggapai derajat takwa, itu berarti kita tidak akan mendapatkan kemuliaan
dari Allah. Sedangkan kemuliaan itu sendiri mutlak milik Allah Rabbul Izzati.
Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa menjadi seorang hamba yang bertakwa
kepada Allah? Apa yang harus kita lakukan? Inilah pertanyaan yang menjadi ‘PR’
bagi kita bersama.
Yang jelas, menurut salafus shalih, untuk bisa
mencapai derajat takwa, kita dituntut dan diperintahkan oleh Allah agar lebih
mendahulukan kehendak-Nya di atas kehendak hawa nafsu kita sendiri. Jelas, ini
bukanlah perkara mudah. Apalagi untuk orang seperti kita yang hidup di era
serba canggih dan serba modern seperti sekarang ini.
Meski tidak mudah, tapi bukan berarti kita tak perlu
berbuat sesuatu atau menjadikan ketidakmudahan itu sendiri sebagai alasan
pembenar (justifikasi) bagi kita untuk tidak mau berikhtiar atau berjuang guna
menjadi seorang insan yang bertakwa. Justru karena tidak mudah itulah, kita
diberi kesempatan yang luas oleh Allah untuk beribadah secara sungguh-sungguh.
Sebab, di ranah itulah Allah justru meletakkan tempat untuk titik tolak bagi
jalan perjuangan kita. Apakah kita akan mengandalkan kemampuan diri kita
sendiri, atau kita akan memilih dan bersandar pada sebab kemurahan dan
pertolongan Allah Rabbul ‘Izzati? Ahmad Barozi, S.Ag dan Abu Azka Fathin
Mazayasha, dari bukunya Penyakit Hati & Penyembuhannya. ..
.. . Selamat beribadah🌹
Komentar