PAM KH Achmad Dahlan Gelar Kajian Rutin dan Penyaluran Beasiswa

 

Dahlan News – Pada Jumat (27/6/2025) Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) KH. Achmad Dahlan yang berlokasi di Jl. Tambak Asri 202 Surabaya menyelenggarakan kajian rutin sekaligus penyaluran beasiswa pendidikan santri (majelis ta’lim plus).

Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari pukul 16.00 yang diikuti sekitar 40 wali santri dan juga pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah Achmad Dahlan.

Dalam kegiatan itu juga diadakan pelepasan santri purna asuh. Sebanyak 4 santri secara seromonial mengikuti kegiatan sore itu. Acara ini digelar sebagai bentuk apresiasi atas perjuangan dan pencapaian para santri selama meniti perjalanan pendidikan mereka.

Kepala PAM Achmad Dahlan Slamet Supriyadi menyampaikan, para santri itu tetap menjadi bagian Panti Asuhan Muhammadiyah KH. Achmad Dahlan.

“Pesan kami hal-hal baik yang sudah diterima dan diajarkan selama di panti mohon diingat diamalkan. Mohon tetap dijaga shalat dan ngajinya sehingga tetap terjaga kerohaniannya. Kami doakan semoga ke depan kehidupannya jadi lebih baik dan sukses ke depannya dalam hal apapun dan,” tuturnya.

Sementara itu KH. Soedjono Dai segudang parik’an memberikan tausiyah kepada orang tua santri tentang ciri-ciri orang yang cinta kepada Allah. Yang pertama selalu mengingat Allah. Kedua, setia kepada Allah. Ketiga rela berkorban apapun perintah Allah wajib dilaksanakan. Terakhir, punya cemburu ketika agama Islam dilecahkan.

Susanti, salah satu orang tua santri dari ananda Steven Andreas Natarang, menjelaskan bahwa anaknya sudah 8 tahun menjadi anak asuh PAM Achmad Dahlan. “Terima kasih kepada para pengurus PAM Achmad Dahlan yang selama ini sudah membantu kami. Selain memotivasi anak-anak untuk tetap sekolah, juga memberikan pendidikan yang lebih baik,” jelasnya.

“Semoga apapun yang diberikan PAM Achmad Dalan dapat bermanfaat buat kami dan dapat mencetak generasi yang lebih unggul,” pungkasnya.

Kegiatan ini diakhiri dengan pembacaan doa dan penyaluran beasiswa untuk pendidikan serta pembagian sembako. (Kiyadah/Fikri)



Komentar